
Referensi mengenai tanaman ganja (cannabis) tercatat dalam naskah Cina sejak awal 2700 SM. Penjelajah Eropa pertama kali memperkenalkan ganja ke dunia pada tahun 1545. Tanaman ini dianggap sangat bermanfaat oleh pemerintah kolonial Jamestown awal tahun 1607 dan mulai dibudidayakan. Di Virginia, petani didenda karena tidak mau menanam ganja. Pada tahun 1617 ganja mulai diperkenalkan ke Inggris. Dari abad ketujuh belas hingga ke pertengahan abad kedua puluh ganja dianggap sebagai obat rumah tangga yang berguna untuk mengobati penyakit seperti sakit kepala, kram menstruasi, dan sakit gigi. Dari tahun 1913-1938 jenis ganja yang lebih kuat dibudidayakan oleh perusahaan-perusahaan obat Amerika untuk digunakan dalam produk obat mereka. Ganja jenis itu disebut Cannabis americana.
   Sebelum tahun 1910, perdagangan 
ganja dan hasish (bagian yang dihasilkan dari bunga) cukup terbatas. 
Namun, setelah Revolusi Meksiko, perdagangan obat-obatan lebih terbuka, 
ini mengakibatkan pertumbuhan dan pengangkutan obat-obatan menjadi lebih
 mudah dan lebih menguntungkan. Bisnis ini diperluas hingga mencapai 
pelabuhan New Orleans, di mana waktu itu ganja dijual di pasar gelap 
untuk penduduk lokal. Tak lama kemudian tren penggunaan ganja sebagai 
obat menjadi populer.
   Ganja segera menjadi populer 
terutama pada turunan ganja yg kuat seperti: hasish, charas, ghanja, dan
 bhang. Para musisi mengatakan bahwa merokok ganja dapat memberikan 
mereka inspirasi yang dibutuhkan untuk memainkan musik mereka. Ada yang 
mengatakan bahwa ganja bisa memberi mereka visi kontemplatif dan 
perasaan kebebasan dan semangat yang luar biasa. Selain itu ganja juga 
di gunakan sebagai obat penghibur atau entertainment. Akhirnya 
penggunaan ganja, alkohol, dan obat-obatan yang lain menjadi lazim di 
kota-kota besar di seluruh dunia, seperti Chicago, New York, London, dan
 Paris.
   Banyak entertainers dan musisi 
Jazz pada jaman itu yang menggunakan narkoba dan alkohol dan mereka 
sangat tergantung pada gangster (bandar narkoba) saat mereka manggung. 
Para gangster ini mampu memberikan berbagai obat dan alkohol untuk para 
pemain dan staf mereka secara gratis.
   Di tahun 1920, sebagai hasil 
dari perubahan amandemen yang melarang penggunaan minuman beralkohol 
(Prohibition), penggunaan ganja sebagai obat psikoaktif mulai tumbuh. 
Bahkan setelah pencabutan larangan tersebut tahun 1933, ganja masih 
digunakan secara luas, seperti juga morfin, heroin, dan kokain. Pada 
tahun 1937, ke-46 negara bagian US melarang penggunaan ganja bersama 
dengan obat-obatan narkotika lainnya. Akan tetapi persepsi yang populer 
adalah ganja tidak adiktif seperti narkotika. Ganja diklasifikasikan 
sebagai obat yang mengubah suasana hati, persepsi, dan image, bukan 
sebagai obat narkotika. Ganja masih dianggap sebagai obat-obatan 
Schedule I, yang berarti ganja dianggap sebagai obat yang berbahaya 
tanpa ada penggunaan medis. Akhirnya setelah itu rancangan UU diusulkan 
untuk kembali mengklasifikasikan ganja sebagai obat Shedule  II , yaitu 
sebagai obat berbahaya dengan penggunaan medis yang terbatas.
   Pada tahun 1960-an ganja 
digunakan secara luas oleh generasi muda dari semua kelas sosial. 
Diperkirakan bahwa pada tahun 1994, 17 juta orang Amerika telah 
menggunakan ganja, dan sekitar 1,5 juta orang Amerika menghisap ganja 
secara teratur. Kehadiran strain ganja yang lebih kuat telah memperluas 
perdebatan antara penegak badan pengawas obat dan para pendukung 
dekriminalisasi ganja. Mereka berpendapat, ganja tidak dalam kelas yang 
sama seperti obat-obatan lain yang memang lebih adiktif. Pendapat yang 
lain menyatakan bahwa ganja adalah pintu gerbang “gateaway” untuk 
obat-obatan yang lebih keras dan karena itu hukum terhadap penggunaan 
dan distribusi harus tetap berlaku.
   Sejak tahun 1976 undang-undang 
memungkinkan penggunaan ganja secara terbatas untuk keperluan medis 
(Medical Marijuana) yang telah diberlakukan di 35 negara bagian (pada 
tahun 2003 beberapa undang-undang tersebut telah berakhir atau secara 
khusus tidak diperpanjang oleh legislator negara bagian). Pada tahun 
2002 ada upaya luas untuk dekriminalisasi pengguna ganja di Canada dan 
Britania Raya. Di Amerika Serikat, hampir semua level di tingkat negara 
bagian mereformasi hukum obat-obatan yang dianggap tidak efektif dengan 
melakukan over-riding pada hukum obat federal. Meskipun demikian, sejak 
1996 delapan negara bagian telah memberlakukan berbagai upaya hukum yang
 secara efektif memungkinkan penggunaan medical marijuana yang terbatas 
dan terkendali. Akan tetapi di beberapa negara bagian tersebut, dokter 
dan pasien medical marijuana kemungkinan masih menghadapi tuntutan 
pidana federal.
   Pada bulan Mei 1999, National 
Institutes of Health (NIH) mengeluarkan kebijakan yang menggambarkan 
perlunya penelitian lebih lanjut dalam penggunaan ganja untuk perawatan 
medis. NIH berpendapat bahwa penggunaan ganja untuk alasan medis harus 
melibatkan analisa mengenai manfaat penggunaan serta potensi risiko yang
 akan timbul.
   Sejumlah inisiatif legalisasi 
ganja, mulai dari legalisasi untuk penggunaan pribadi terbatas sampai 
kemungkinkan para petani untuk menanam ganja yang menghasilkan 
non-psikoaktif ganja telah ditolak oleh para pemilih dalam beberapa 
tahun terakhir. Pada bulan November 2002, tiga proposal reformasi yang 
diusulkan di Nevada, South Dakota, dan Arizona dikalahkan oleh pemilih 
di negara-negara bagian tersebut. Para pendukung legalisasi ganja 
mengutip resolusi “tidak mengikat” di San Francisco dan Massachusetts 
yang mendorong pemerintah lokal dan legislator negara untuk 
mengembangkan strategi dekriminalisasi sebagai bukti kepentingan 
masyarakat dalam mereformasi hukum ganja. Para pendukung reformasi hukum
 ganja juga terus menegaskan bukti jajak pendapat yang menunjukkan 
sebagian besar masyarakat mendukung legalisasi ganja untuk keperluan 
medis. (cpt)
sumber: http://www.indoganja.com/p/sejarah-ganja.html
sumber: http://www.indoganja.com/p/sejarah-ganja.html
 


 
 
 
 
 
 

0 komentar:
Posting Komentar