10 Kurikulum Yang Pernah Berlaku Di Indonesia
Adapun Kurikulum yang pernah berlakudi Indonesia
adalah:
1. Kurikulum 1947
Bentuknya memuat 2 hal pokok: a. daftar mata pelajaran dan
jam pengajarannya, b. Garis-garis besar pengajaran.
2. Kurikulum 1952
Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Pendidikan pikiran
harus dikurangi, b. Isi pelajaran harus dihubungkan dengan kesenian, c.
Pendidikan watak, d. Pendidikan jasmani, dan e. Kewarganegaraan Masyarakat.
3. Rencana Kurikulum 1964 dan Kurikulum 1964
Bentuknya memuat 5 hal pokok berikut: a. Manusia Indonesia
berjiwa Pancasila, b. ManPower, c. Kepribadian Kebudayaan Nasional yang luhur,
d. Ilmu dan teknologi yang tinggi, dan e. Pergerakan rakyat dan revolusi.
Rencana Pendidikan 1964 melahirkan Kurikulum 1964 yang
menitik beratkan pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral,
yang kemudian dikenal dengan istilah Pancawardhana.
4. Kurikulum 1968
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.
5. Kurikulum 1975
Adapun ciri-ciri lebih lengkap kurikulum ini adalah sebagai
berikut:
Berorientasi pada tujuan.
Menganut pendekatan integratif dalam arti bahwa setiap
pelajaran memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya
tujuan-tujuan yang lebih integratif.
Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya
dan waktu.
Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan
Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Sistem yang senantiasa mengarah kepada
tercapainya tujuan yang spesifik, dapat diukur dan dirumuskan dalam bentuk
tingkah laku siswa.
Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada
stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).
6. Kurikulum 1984
Adapun ciri umum kurikulum ini adalah sebagai berikut:
Berorientasi kepada tujuan instruksional.
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik melalui
cara belajar siswa aktif (CBSA).
Materi pelajaran dikemas dengan nenggunakan pendekatan
spiral.
Menanamkan pengertian terlebih dahulu sebelum diberikan
latihan.
Menggunakan pendekatan keterampilan proses.
7. Kurikulum 1994
Adapun ciri umum dari kurikulum ini adalah sebagai berikut:
Sifat kurikulum objective based curriculum
Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem
caturwulan.
Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran
yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan
satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia .
Dalam pelaksanaan kegiatan, guru menggunakan strategi yang
melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Depdiknas mengemukakan karakteristik KBK ialah sebagai
berikut.
Menekankan pada ketercapaian komoetensi siswa baik secara
individual maupun klasikal
Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatann dan
metode bervariasi
Sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsure edukatif
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam
upaya poenguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Guru memiliki otoritas dalam mengembangkan kurikulum secara
bebas dengan memperhatikan karakteristik siswa dan lingkungan di sekolahnya.
10. Kurikulum 2013
Kompetensi guru dalam pemahaman substansi bahan ajar, yang menyangkut metodologi pembelajaran, yang nilainya pada pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) baru mencapai rata-rata 44,46
Kompetensi akademik di mana guru harus menguasai metode penyampaian ilmu pengetahuan kepada siswa.
Kompetensi sosial yang harus dimiliki guru agar tidak bertindak asocial kepada siswa dan teman sejawat lainnya.
Kompetensi manajerial atau kepemimpinan karena guru sebagai seorang yang akan digugu dan ditiru siswa.
Kesiapan guru sangat urgen dalam pelaksanaan kurikulum ini. Kesiapan guru ini akan berdampak pada kegiatan guru dalam mendorong mampu ;ebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan apa yang telah mereka peroleh setelah menerima materi pembelajaran.
0 komentar:
Posting Komentar