Sejarah
Historia
oleh Nikolaos Gysis (1892)
oleh Nikolaos Gysis (1892)
Those who cannot
remember the past are condemned to repeat it.[1]
—George Santayana
Sejarah (bahasa Yunani:
ἱστορία, historia,
yang berarti "penyelidikan, pengetahuan yang diperoleh melalui
penelitian")[2][3] adalah studi tentang masa lalu,
khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia.[4] [5]
Dalam bahasa Indonesia sejarah babad, hikayat, riwayat,
atau tambo dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal usul (keturunan) silsilah,
terutama bagi raja-raja yang memerintah.[6] Ini adalah istilah
umum yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu serta penemuan, koleksi,
organisasi, dan penyajian informasi mengenai peristiwa ini. Istilah ini
mencakup kosmik, geologi, dan sejarah makhluk hidup,
tetapi seringkali secara umum diartikan sebagai sejarah manusia. Para
sarjana yang menulis tentang sejarah disebut ahli sejarah atau sejarawan.
Peristiwa yang terjadi sebelum catatan tertulis disebut Prasejarah.
Sejarah juga dapat mengacu pada bidang akademis
yang menggunakan narasi untuk memeriksa dan menganalisis urutan
peristiwa masa lalu, dan secara objektif menentukan pola sebab dan akibat yang
menentukan mereka.[7][8] Ahli sejarah terkadang
memperdebatkan sifat sejarah dan kegunaannya dengan membahas studi
tentang ilmu sejarah sebagai tujuan itu sendiri dan sebagai cara untuk
memberikan "pandangan" pada permasalahan masa kini.[7][9][10][11]
Cerita umum untuk suatu budaya tertentu, tetapi tidak
didukung oleh pihak luar (seperti cerita seputar Raja Arthur) biasanya
diklasifikasikan sebagai warisan budaya atau legenda, karena
mereka tidak mendukung "penyelidikan tertarik" yang diperlukan dari
disiplin sejarah.[12][13] Herodotus, abad ke-5 SM ahli
sejarah Yunani dalam masyarakat Barat dianggap sebagai "bapak
sejarah", dan, bersama dengan kontemporer Thucydides, membantu
membentuk dasar bagi studi modern sejarah manusia. Kiprah mereka terus dibaca
hari ini dan kesenjangan antara budaya Herodotus dan Thucydides militer yang
berfokus tetap menjadi titik pertikaian atau pendekatan dalam penulisan sejarah
moderen. Dalam tradisi Timur, sebuah riwayat negara Chun Qiu dikenal
untuk dikompilasi mulai sejak 722 SM meski teks-teks abad ke-2 SM selamat.
Pengaruh kuno telah membantu penafsiran varian bibit
sifat sejarah yang telah berkembang selama berabad-abad dan terus berubah hari
ini. Studi modern sejarah mulai meluas, dan termasuk studi tentang daerah
tertentu dan studi topikal tertentu atau unsur tematik dalam penyelidikan
sejarah. Seringkali sejarah diajarkan sebagai bagian dari pendidikan dasar dan
menengah, dan studi akademis sejarah adalah ilmu utama dalam penelitian
di Universitas.
Daftar isi
- 1 Etimologi
- 2 Pengertian sejarah menurut para ahli
- 3 Klasifikasi
- 4 Catatan sejarah
- 5 Sejarah dan prasejarah
- 6 Historiografi
- 7 Metode kajian sejarah
- 8 Belajar dari sejarah
- 9 Referensi
- 10 Lihat pula
Etimologi
Lukisan dengan judul History atau Sejarah oleh Frederick
Dielman (1896)
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab
(شجرة: šajaratun) yang artinya pohon.
Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ).
Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu
atau penanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia
yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history,
yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte
yang berarti sudah terjadi.
Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah
sejarah yang dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa
variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah
berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal
dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte,
yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.
Istilah ini masuk dalam bahasa Inggris pada
tahun 1390 dengan makna "hubungan kejadian, cerita". Pada Bahasa
Inggris Pertengahan, artinya adalah "cerita" secara umum.
Pembatasan terhadap arti "catatan peristiwa masa lalu" muncul pada
akhir abad ke-15. Saat itu masih dalam arti Yunani yang pada saat itu juga Francis
Bacon menggunakan istilah tersebut pada akhir abad ke-16, ketika ia menulis
tentang "Sejarah Alam". baginya, historia adalah
"pengetahuan tentang objek yang ditentukan oleh ruang dan waktu",
sehingga jenis pengetahuan disediakan oleh Ingatan (sementara Ilmu
disediakan oleh akal, dan puisi disediakan oleh fantasi).
Menilik pada makna secara kebahasaan dari berbagai
bahasa di atas dapat ditegaskan bahwa pengertian sejarah menyangkut dengan
waktu dan peristiwa. Oleh karena itu masalah waktu penting dalam memahami satu
peristiwa, maka para sejarawan cenderung mengatasi masalah ini dengan membuat
periodisasi.
Dalam sebuah ekspresi linguistik sintetik vs. analitik
/ isolasi dikotomi, (史 vs. 诌) sekarang menunjuk
kata yang berbeda untuk sejarah manusia atau bercerita secara umum. Di
Jerman, Perancis, dan sebagian bahasa Jermanik dan Romantis, kata yang sama
masih digunakan untuk pemakaian kata "sejarah" dan
"cerita".
kata sifat historical dibuktikan dari tahun
1661, dan historic dari tahun 1669.[14]
Historian dalam pengartian
sebuah "Peneliti sejarah" dibuktikan dari tahun 1531. dalam semua bahasa
Eropa, "sejarah" masih digunakan untuk pemakaian kata "apa
yang terjadi dengan laki-laki", dan "studi ilmiah yang terjadi",
arti yang terakhir kadang-kadang dibedakan dengan huruf kapital,
"Sejarah", atau kata historiografi.[15]
Pengertian sejarah
menurut para ahli
- J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan,
dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
- W.H. Walsh
Sejarah itu menitikberatkan pada pencatatan yang
berarti dan penting saja bagi manusia. Catatan itu meliputi tindakan-tindakan
dan pengalaman-pengalaman manusia di masa lampau pada hal-hal yang penting
sehingga merupakan cerita yang berarti.
- Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah
diperbuat oleh manusia.
- Roeslan Abdulgani
Ilmu sejarah adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan
yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan
masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadian dengan
maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya
tersebut, untuk selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan
penentuan keadaan sekarang serta arah proses masa depan.
- Moh. Yamin
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun
atas hasil penyelidikan beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan bahan
kenyataan.
- Ibnu Khaldun (1332-1406)
Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang
masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat
masyarakat itu.
- R. Moh. Ali
Moh. Ali dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah
Indonesia, mempertegas pengertian sejarah sebagai berikut:
- Jumlah perubahan-perubahan, kejadian atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
- Cerita tentang perubahan-perubahan, kejadian, atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.
- Ilmu yang bertugas menyelidiki perubahan-perubahan, kejadian, dan atau peristiwa dalam kenyataan di sekitar kita.[16]
Dari beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan
sederhana bahwa sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala
peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan
umat manusia. Dalam kehidupan manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu
peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
- Peristiwa yang abadi
Peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap
dikenang sepanjang masa.
- Peristiwa yang unik
Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak
pernah terulang persis sama untuk kedua kalinya.
- Peristiwa yang penting
Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan
kehidupan orang banyak.
Klasifikasi
Karena lingkup sejarah sangat besar, perlu klasifikasi
yang baik untuk memudahkan penelitian. Bila beberapa penulis seperti H.G.
Wells, Will Durant, dan Ariel Durant menulis sejarah dalam
lingkup umum, kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi
masing-masing.
Ada banyak cara untuk memilah informasi dalam sejarah,
antara lain:
- Berdasarkan kurun waktu (kronologis).
- Berdasarkan wilayah (geografis).
- Berdasarkan negara (nasional).
- Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis).
- Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).
Dalam pemilahan tersebut, harus diperhatikan bagaimana
cara penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu
sendiri. Jika hal tersebut tidak dijelaskan, maka sejarawan mungkin akan
terjebak ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah
sebabnya Immanuel Kant yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi
mengejek sejarah sebagai "penata batu-bata" dari fakta-fakta
sosiologis.
Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para
pengkritik tersebut melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena
tidak memenuhi faktor-faktor keilmuan, terutama faktor "dapat dilihat atau
dicoba kembali", artinya sejarah hanya dipandang sebagai pengetahuan
belaka, bukan sebagai ilmu. Sebenarnya, pendapat ini kurang bisa
diterima akal sehat karena sejarah mustahil dapat diulang walau bagaimana pun
caranya karena sejarah hanya terjadi sekali untuk selama-lamanya. Walau
mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah terus berkembang dan
menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu.
Catatan sejarah
Sebuah sketsa dari Perpustakaan Alexandria pada
masa lalu
Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa
lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata
uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan monumen, serta dari wawancara
(yang sering disebut sebagai "sejarah penceritaan", atau oral
history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama
informasi sejarah adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar),
audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk
penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang hendak diteliti atau
dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau
cara pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga
catatan sejarah, termasuk: alasan administratif (misalnya: keperluan sensus,
catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis (guna memberi
pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting),
alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade),
catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya
surat-menyurat), dan hiburan.
Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut
perlu dipilah-pilah. Metode ini disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber
dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern adalah
kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan saat dia menulis
karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan
melihat validisasi bentuk fisik karya tersebut, mulai dari bentuk, warna
dan apa saja yang dapat dilihat secara fisik. Sedang kritik intern adalah
kritik yang dilihat dari isi sumber tersebut, apakah dapat
dipertanggungjawabkan atau tidak.
Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun
perlu pula sejarawan bertindak kritis baik dalam pemilahan narasumber
sampai dengan translasi ke bentuk digital atau tulisan.
Sejarah dan
prasejarah
Sejarah manusia dan
prasejarah
Kotak ini:
|
↑
Hominina/sebelum Homo (Pliocene)
|
Sistem
tiga zaman prasejarah
|
>> Paleolitikum
bawah: Homo, Homo erectus,
>> Paleolitikum
tengah: awal Maho sapiens
>> Paleolitikum
atas: perilaku modernitas
>> Neolitikum:
peradaban
>> Timur
Dekat | India • Eropa • China • Korea
>> Keruntuhan
Zaman Perunggu • Timur Dekat Kuno • India • Eropa • China
• Jepang • Korea • Nigeria
|
Sejarah
|
|
lihat
pula: Modernitas, Futurologi
|
↓Masa
depan
|
Dulu, penelitian tentang sejarah terbatas pada
penelitian atas catatan tertulis atau sejarah yang diceritakan. Akan tetapi,
seiring dengan peningkatan jumlah akademik profesional serta pembentukan
cabang ilmu pengetahuan yang baru sekitar abad ke-19 dan 20, terdapat pula
informasi sejarah baru. Arkeologi, antropologi, dan cabang-cabang
ilmu sosial lainnya terus memberikan informasi yang baru, serta menawarkan
teori-teori baru tentang sejarah manusia. Banyak ahli sejarah yang bertanya:
apakah cabang-cabang ilmu pengetahuan ini termasuk dalam ilmu sejarah, karena
penelitian yang dilakukan tidak semata-mata atas catatan tertulis? Sebuah
istilah baru, yaitu nirleka, dikemukakan. Istilah "prasejarah"
digunakan untuk mengelompokkan cabang ilmu pengetahuan yang meneliti periode
sebelum ditemukannya catatan sejarah tertulis.
Pada abad ke-20, pemisahan antara sejarah dan
prasejarah mempersulit penelitian. Ahli sejarah waktu itu mencoba meneliti
lebih dari sekadar narasi sejarah politik yang biasa mereka gunakan. Mereka
mencoba meneliti menggunakan pendekatan baru, seperti pendekatan sejarah
ekonomi, sosial, dan budaya. Semuanya membutuhkan bermacam-macam sumber. Di
samping itu, ahli prasejarah seperti Vere Gordon Childe menggunakan
arkeologi untuk menjelaskan banyak kejadian-kejadian penting di tempat-tempat
yang biasanya termasuk dalam lingkup sejarah (dan bukan prasejarah murni).
Pemisahan seperti ini juga dikritik karena mengesampingkan beberapa peradaban,
seperti yang ditemukan di Afrika Sub-Sahara dan di Amerika
sebelum kedatangan Columbus.
Akhirnya, secara perlahan-lahan selama beberapa dekade
belakangan ini, pemisahan antara sejarah dan prasejarah sebagian besar telah
dihilangkan.
Sekarang, tidak ada yang tahu pasti kapan sejarah
dimulai. Secara umum sejarah diketahui sebagai ilmu yang mempelajari apa saja
yang diketahui tentang masa lalu umat manusia (walau sudah hampir tidak ada
pemisahan antara sejarah dan prasejarah, ada bidang ilmu pengetahuan baru yang
dikenal dengan Sejarah Besar). Kini sumber-sumber apa saja yang dapat
digunakan untuk mengetahui tentang sesuatu yang terjadi pada masa lampau
(misalnya: sejarah penceritaan, linguistik, genetika, dan
lain-lain), diterima sebagai sumber yang sah oleh kebanyakan ahli sejarah.
Historiografi
Artikel utama untuk
bagian ini adalah: Historiografi
Historiografi adalah ilmu yang meneliti dan mengurai
informasi sejarah berdasarkan sistem kepercayaan dan filsafat. Walau
tentunya terdapat beberapa bias (pendapat subjektif) yang hakiki dalam semua
penelitian yang bersifat historis (salah satu yang paling besar di antaranya
adalah subjektivitas nasional), sejarah dapat dipelajari dari sudut pandang ideologis,
misalnya: historiografi Marxisme.
Ada pula satu bentuk pengandaian sejarah (spekulasi
mengenai sejarah) yang dikenal dengan sebutan "sejarah virtual" atau
"sejarah kontra-faktual" (yaitu: cerita sejarah yang berlawanan --
atau kontra -- dengan fakta yang ada). Ada beberapa ahli sejarah yang
menggunakan cara ini untuk mempelajari dan menjelajahi kemungkinan-kemungkinan
yang ada apabila suatu kejadian tidak berlangsung atau malah sebaliknya
berlangsung. Hal ini mirip dengan jenis cerita fiksi sejarah alternatif.
Metode kajian sejarah
Ahli-ahli sejarah terkemuka yang membantu
mengembangkan metode kajian sejarah antara lain: Leopold von Ranke, Lewis
Bernstein Namier, Geoffrey Rudolf Elton, G. M. Trevelyan, dan
A. J. P. Taylor. Pada tahun 1960an, para ahli sejarah mulai meninggalkan
narasi sejarah yang bersifat epik nasionalistik, dan memilih menggunakan
narasi kronologis yang lebih realistik.
Ahli sejarah dari Perancis memperkenalkan metode sejarah
kuantitatif. Metode ini menggunakan sejumlah besar data dan informasi untuk
menelusuri kehidupan orang-orang dalam sejarah.
Ahli sejarah dari Amerika, terutama mereka yang
terilhami zaman gerakan hak asasi dan sipil, berusaha untuk lebih
mengikutsertakan kelompok-kelompok etnis, suku, ras, serta kelompok sosial dan
ekonomi dalam kajian sejarahnya.
Dalam beberapa tahun kebelakangan ini, ilmuwan posmodernisme
dengan keras mempertanyakan keabsahan dan perlu tidaknya dilakukan kajian
sejarah. Menurut mereka, sejarah semata-mata hanyalah interpretasi pribadi dan
subjektif atas sumber-sumber sejarah yang ada. Dalam bukunya yang berjudul In
Defense of History (terj: Pembelaan akan Sejarah), Richard J. Evans,
seorang profesor bidang sejarah modern dari Universitas Cambridge di
Inggris, membela pentingnya pengkajian sejarah untuk masyarakat.
Belajar dari sejarah
Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat
menarik. Tak hanya itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting,
terutama mengenai: keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem
perekonomian yang pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting
lainnya dalam kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari
apa saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah
peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik,
pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang
bermacam-macam, sepanjang zaman.
Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai
sejarah dan pentingnya kita belajar mengenai sejarah ditulis oleh seorang
filsuf dari Spanyol, George Santayana. Katanya: "Mereka yang tidak
mengenal masa lalunya, dikutuk untuk mengulanginya."
Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel
mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: "Inilah yang diajarkan
oleh sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah
belajar apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya."
Kalimat ini diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston
Churchill, katanya: "Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah
adalah bahwa kita tidak benar-benar belajar darinya."
Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan
seorang penulis memoar yang berpengaruh, pernah pula berkata
"Sejarah akan baik padaku, karena aku akan menulisnya." Tetapi
sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya tulisnya, tetapi sekadar
mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yang terkenal: "Sejarah
ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang sebuah konflik
kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya. Oleh karena itu, ia lebih
mampu untuk meninggalkan jejak sejarah -- dan pemelesetan fakta sejarah --
sesuai dengan apa yang mereka rasa benar.
Pandangan yang lain lagi menyatakan bahwa kekuatan
sejarah sangatlah besar sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia.
Atau, walaupun mungkin ada yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang
yang berkuasa biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga
gagal melihat gambaran secara keseluruhan.
Masih ada pandangan lain lagi yang menyatakan bahwa
sejarah tidak pernah berulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik.
Dalam hal ini, ada banyak faktor yang menyebabkan berlangsungnya suatu kejadian
sejarah; tidak mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka,
pengetahuan yang telah dimiliki mengenai suatu kejadian pada masa lampau tidak
dapat secara sempurna diterapkan untuk kejadian pada masa sekarang. Tetapi
banyak yang menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya benar, karena
pelajaran sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap kejadian sejarah.
Apabila sebuah kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari kejadian ini,
maka kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja
respon darurat bencana alam dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap
kejadian bencana alam memang, dengan sendirinya, unik.
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
0 komentar:
Posting Komentar